Pendekatan Saintifik Anti Hoax
hoax menjadi sangat populer di tengah masyarakat karena mudahnya
mendapatkan berbagai macam berita dari dunia maya tanpa sumber yang jelas.
Penyampaian berita hoax dapat ditemukan dari berbagai macam unggahan yang berasal dari media
sosial. Salah satunya di Facebook dalam bentuk status yang berisi
berita dengan judul dan gambar manipulatif. Selain itu dapat ditemukan berbagai
macam video yang sempat membuat masyarakat dikejutkan. Misalnya mengenai
jajanan yang dibakar dikatakan mengandung unsur plastik dan yang terbaru pada
pertengahan 2018, masyarakat dikejutkan dengan temuan seseorang terhadap reaksi
hasil pembakaran sebuah minuman sachet yang begitu reaktif ketika dibakar.
Jika hal ini dibiarkan, masyarakat akan terus menerus menerima kesalahan
informasi. Dampaknya adalah terjadinya kepanikan dan kekhawatiran mengenai
produk makanan maupun minuman yang sering dikonsumsi. Lalu bagaimana cara agar
masyarakat, khususnya peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas mampu mengkritisi segala macam berita hoax?
Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba menerapkan
pendekatan saintifik dalam menghadapi munculnya berita hoax.
Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang mengajak para
peserta didik untuk mengembangkan rasa keingintahuan dengan tujuan untuk
membangun sebuah konsep pengetahuan yang baru. Penerapan pendekatan saintifik
dimulai pada saat pemberlakuan Kurikulum 2013 (K-13) di seluruh sekolah di
Indonesia.
Dalam melaksanakan pendekatan saintifik kepada peserta didik, terdapat
beberapa langkah pembelajaran. Yaitu mengamati, bertanya, mencoba, menalar,
menyimpulkan dan mengomunikasikan. Keenam langkah inilah yang menjadi dasar
untuk memulai suatu investigasi terhadap berita hoax yang beredar di
masyarakat. Berikut penjelasan singkat masing-masing langkah pembelajaran.
Kegiatan Mengamati
Merupakan kegiatan awal dari pembelajaran pendekatan saintifik. Pada
kegiatan ini, peserta didik diajak untuk mengamati tayangan video viral. Berisi
tayangan reaksi makanan dan minuman ketika dibakar untuk melihat secara detail
reaksi pada makanan maupun minuman yang ditimbulkan. Peserta didik diarahkan
untuk melihat secara detail kandungan komposisi makanan maupun minuman yang
tertera pada bungkus untuk dicatat sebagai informasi awal yang dimiliki peserta
didik. Pada kegiatan awal inilah peserta didik diajak untuk memulai berpikir
kritis terhadap tayangan video viral tersebut.
Kegiatan Menanya
Peserta didik diajak untuk membuat beberapa pertanyaan mengenai tayangan
video viral tersebut. Pertanyaan yang dibuat lebih bersifat pertanyaan dasar
seperti (1) apakah benar kandungan makanan maupun minuman merek A ketika
dibakar menghasilkan reaksi seperti pada video? (2) Mengapa bisa bereaksi
seperti itu ketika dibakar? (3) Bagaimana proses reaksi ketika dibakar? Tujuan
dari pertanyaan yang dibuat adalah untuk mengkritisi tayangan video viral
tersebut dan berusaha untuk mencari tahu secara detail reaksi apa yang
menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. Sehingga peserta didik mulai tertantang
untuk membuktikan pertanyaan yang dibuat.
Kegiatan Mencoba
Berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat, peserta didik mencoba melakukan
sebuah eksperimen sederhana. Menggunakan alat percobaan yang telah disiapkan
dengan pengawasan ketat oleh guru bidang studi. Peserta didik diminta untuk
mendokumentasikan secara langsung menggunakan kamera handphone sebagai
hasil kegiatan eksperimen yang telah dilakukan. Untuk memastikan hasil yang
lebih detail, peserta didik bisa diajak langsung untuk mendatangi kantor Badan
Pengawasan Obat dan Bahan Makanan (BPOM) untuk melakukan kegiatan eksperimen
dalam mendeteksi kandungan bahan yang tertera pada makanan dan minuman
tersebut. Sekaligus mendapatkan penjelasan dari para ahli. Dari kegiatan ini,
rasa ingin tahu peserta didik menjadi terjawab. Sehingga peserta didik sudah
bisa mendeteksi apakah terdapat kesalahan informasi atau tidak yang didapatkan
dari tayangan video viral tersebut.
Kegiatan Menalar
Data-data dari hasil eksperimen dilakukan pengolahan dan pembahasan untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang telah dibuat dengan menggunakan kemampuan daya
berpikir mereka yang berasal dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan.
Kemudian peserta didik diminta untuk menganalisa secara detail hasil eksperimen
tersebut dengan membandingkan tayangan video viral. Selain itu, peserta didik
diarahkan untuk memahami penjelasan dari para ahli BPOM dan mencari berbagai
sumber informasi ilmiah untuk memperkuat jawaban pertanyaan. Pada tahap ini,
peserta didik secara langsung sudah memiliki pemikiran secara ilmiah mengenai
tayangan video viral tersebut.
Kegiatan Menyimpulkan
Peserta didik diminta untuk membuat suatu kesimpulan mengenai tayangan
video viral tersebut berdasarkan temuan fakta-fakta selama mereka melakukan
kegiatan mengamati sampai dengan kegiatan menalar. Sehingga peserta didik
secara langsung sudah memiliki berbagai macam alasan secara ilmiah mengenai
video viral tersebut.
Kegiatan Mengomunikasikan
Pada kegiatan terakhir ini, peserta didik diminta untuk membuat semacam
tulisan maupun tayangan video yang bisa disampaikan kepada masyarakat. Berupa
sanggahan dari tayangan video viral tersebut menggunakan fakta-fakta ilmiah
yang sudah didapatkan. Penyampaian tulisan bisa dilakukan dengan mencoba
mengirimkan ke surat kabar dan tayangan video bisa disampaikan di berbagai
macam situs internet seperti YouTube, Facebook, Twitter dan
lain sebagainya.
Harapannya adalah masyarakat bisa melihat hasil analisis secara ilmiah dari
tayangan video viral tersebut dan mengajak masyarakat untuk tidak langsung
percaya begitu saja.
Sebagai penutup, penerapan pendekatan saintifik diharapkan masyarakat bisa
menjadi lebih teliti lagi dalam melihat berbagai fenomena berita-berita yang
berada di dunia maya. Sehingga bisa terhindar dari kesalahan informasi.
Diperlukan para generasi-generasi muda yang mampu menjadi pelopor dalam
menangkal berita-berita hoax. Mari bersama menangkal berita hoax.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar